Terbentuknya Harga Pasar

 TERBENTUKNYA HARGA PASAR

        Ketika Hrai raya Galungan hampir tiba, fenomena apa yang sering kamu dapati? Coba ingat ketika kamu ke pasar atau pusta perbelanjaan, atau melewatitempat-tempat tersebut. Apa yang kamu lihat disana? Ya, jumlah pengunjung pasar lebih banyak/meningkat dari hari biasa. Lalu, pernakah kamu menjadi salah satu dari pengunjung itu, dan membeli suatu jenis barang yang dibutuhkan? Perhatikan harganya. Samakah dengan harga yang biasa didapatkan pada pasar tersebut saat tidak menjelang hari raya?

         Jika kita perhatikan, hampir semua jenis barang akan meningkat harganya ketika menjelang hari raya. Misalnya, harga gula dan telur melonjak naik. Gula yang semula per kilogramnya seharga Rp4.000 menjadi Rp5.000 per kilogramnya menjelang hari raya. Atau telur yang biasanya seharga Rp6.800 melonjak menjadi Rp8.500 perkilo. Kenaikan harga ini terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan atas barang-barang tersebut.

        Transaksi jual beli di pasar terjadi apabila tercapai kesepakatan antara penjual dan pembeli. Kesepakatan ini mencakup harga dan jumlah (kuantitas) barang. Harga yang disepakati ini selanjutnya disebut sebagai pasar. Nah bagaimanakah proses terbentuknya harga pasar tersebut? Untuk mengetahuinya, ada beberapa konsep yang harus kamu pahami terlebih dahulu, yaitu konsep permintaan dan penawaran. Kedua hal ini yang menentukan terbentuknya harga pasar.


A. Pengertian Permintaan

    Permintaan yang dibahas dalam ilmu Ekonomi adalah permintaan yang didukung oleh daya beli. Daya beli merupakan kemampuan seseorang untuk memberli barang dan jasa pada tingkat hraga tertentu. Harga menjadi faktor yang menentukan bagi seseorang dalam membeli barang dan jasa yang akan di beli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dalam suatu wkatu tertentu.

    Ketika kamu membeli buku, harga akan menjadi pertimbangan utama. kamu akan memilih buku yang harganya terjangkau dengan kondisi keuanganmu. Selain harga, ada beberapa hal yang memengaruhi orang dalam membeli barang/jasa, antara lain tingkat kebutuhan dan banyaknya uang dimiliki.

    Berikut ini adalah tabel jumlah barang yang akan dibeli oleh Bu Ayu pada berbagai kemungkinan tingkat harga.

Harga Mangga per kg

Jumlah yang diminta

Rp 7.000,00

1 kg

Rp 6.000,00

kg

Rp 5.000,00

3 kg

Rp 4.000,00

4 kg

Rp 3.000,00

5 kg

Rp 2.000,00

6 kg


    Tabel di atas menunjukkan berbagai jumlah mangga yang ingin dibeli Bu Ayu pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Bila harga mangga Rp7.000 perKg, jumlah yang diminta Bu Ayu hanya 1 Kg, Bila harga mangga turun menjadi Rp6.000 perKg, maka jumlah mangga yang diminta Bu Ayu naik sebanyak 2 Kg. Demikian seterusnya, semakin rendah harganya, maka jumlah yang diminta akan semakin meningkat. Tabel di atas dapat digambarkan secara grafis dalam bentuk kurva permintaan. Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara harga dan kuantitas barang yang diminta. Bagaimana bentuk kurva permintaan dapat kamu simak berikut ini.


    Sumbu vertikal (tegak) menunjukkan harga mangga, sedangkan sumbu horisontal (mendatar) menunjukkan jumlah mangga (yang ingin dibeli Bu Ayu). Apabila titik-titik kurva dihubungkan, maka akan didapat suatu garis lurus yang dinamakan kurva permintaan yang disingkat dengan Demand (D). Seperti dijelaskan sebelumnya, kurva permintaan menggambarkan hubungan antara harga barang dan jmlah barang yang diminta. dalam keafaan biasa, kurva permintaan berlereng negatif yakni menurun dari kiri atas ke kanan bawah. hal ini menunjukkan bahwa bila harga turun, jumlah barang yang diminta bertambah dan sebaliknya.
    Hubungan antara perubahan harga dengan jumlah barang yang diminta atau ingin dibeli sebagai berikut.
  1. Apabila permintaan meningkat, sedangkan jumlah barang yang ditawarkan atau tersedia tetap, harga akan meningkat. Hal ini, karena akan timbul persaingan di antara calon pembeli, sehingga penjual akan menjual barangnya kepada pembeli yang berani membayar lebih mahal.
  2. Apabila permintaan berkurang, sedangkan jumlah barangnya tetap, harga akan menurun. Hal ini, karena timbul persaingan diantara para penjual sehingga para calon pembeli hanya bersedia membayar kepada penjual yang bersedia menurunkan harganya.
  3. Apabila harga meningkat karena kenaikan biaya produksi atau ada tambahan biaya-biaya lain, dengan penghasilan yang tetap, banyak orang yang tidak mampu lagi membelinya. Oleh karena itu, jumlah barang yang diminta akan berkurang.
  4. Apabila harga turun karena produksi lebih efesien atau ada biaya-biaya yang dapat dihemat, dengan penghasilan yang sama, lebih banyak orang yang mampu membelinya. Oleh karena itu, jumlah barang yang diminta akan bertambah. 

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan

  • Harga Barang itu Sendiri
Apabila harga mahal, maka permintaan terhadap barang tersebut akan berkurang. begitu juga sebaliknya, apabila harga murah, maka permintaan terhadap barang tersebut akan naik, sebagai contoh, bila harga mangga Rp 7.000 per kilogram maka bu ayu akan membeli hanya 1 kilogram mangga, Namun, bila harganya turun menjadi Rp 6.000 per kilogram, maka Bu Ayu akan menambah jumlah pemberlian sebanyak 2 kg
  • Pendapatan Konsumen
Apabila pendapatan atu penghasilan konsumen bertambah, permintaan terhadap suatu barang juga akan bertambah. Pendapatan konsumen yang lebih tinggi berarti daya belinya meningkat. Akibatnya, konseumen tersebut mampu membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya, jika penghasilan konsumen turun, maka jumlah barang dan jasa yang dibelinya akan turun

  • Harga Barang Lainnya yang Mempunyai Hubungan Erat
Perubahan harga barang lain dapat memengaruhi jumlah barang tertentu yang ingin dibeli. Akan tetapi, barang laain tersebut mempunyai hubungan erat dengan barang yang akan dibeli. Dalam hal ini ada dua macam barang lain, barang substitusi dan barang komplementer.  Permintaan suatu barang akan bertambah jika harga barang yang menjadi substitusinya atau barang pengganti naik. Misalnya, jika harga daging sapi naik, permintaan terhadap daging ayam meningkat. Sebaliknya, permintaan suatu barang berkurang jika barang komplementer atau barang penggenap naik. Misalnya, jika harga BBM naik, permintaan terhadap mobil menjadi berkurang. Dua hal tersebut berlaku jika pendapatan konsumen tetap.

  • Cita Rasa / Selera Konsumen
Cita rasa atau selera konsumen mempunyai pengeruh yang cukup besar atas keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang. Pada tahun 1960-an hanya sedikit sekali orang yang suka menggunakan mobil-mobil buatan Jepang, tetapi mulai tahun 1970-an suasananya sudah sangat berubah. Di berbagai negara di dunia mobil buata Jepang semakin populer dan digunakan banyak orang. Sebagai akibatnya permintaan terhadap mobil-mobil buatan Amerika dan Eropa merosot. Contoh ini menggambarkan bagaimana perubahan cita rasa masyarakat memengaruhi permintaan

  • Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk umumnya diikuti oelh peningkatan permintaan akan barang dan jasa, terutama barang kebutuhan pokok. Misalnya, diperkirakan bahwa setiap orang di Kota Denpasar membutuhkan beras 240 kg beras setahun maka dengan jumlah penduduk 300.000 orang, pertahunnya dibutuhkan 240x300.000 = 72.000.000 ton per tahun. Jika penduduknya bertambah menjadi 500.000 orang, maka permintaan beras akan mengalami peningkatan sebesar 240x500.000 = 120.000.000 kg per tahunnya.

  • Perkiraan Mengenai Masa Datang
Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan di masa yang akan datang dapat memengaruhi permintaan. Ramalan paara konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi di masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak barang pada masa sekarang, untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang. Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan kerja bertambah sulit diperoleh dan kegiatan ekonomi akan menjadi menurun cenderung mendoronga orang lebih berhemat dalam pengeluaran serta mengurangi permintaan barang-barang.


3. macam-Macam Permintaan
        Permintaan dapat dilihat dari beberapa segi, seperti segi daya beli konsumen, segi pendatapan nyata konsumen, atau dari segi jumlah permintaannya. Masing-masing segi memiliki beberapa macam permintaan. Namun demikian, beberapa segi tersebut akan dijelaskan di jenjang selanjutnya. Untuk saat ini, yang perlu untuk diketahui tentang macam-macam permintaan ada empat, yaitu:
  1. Permintaan Individual : Setiap konsumen memiliki permintaan sendiri-sendiri. Permintaan dari tiap-tiap konsumen ini disebut permintaan individual. Contoh pembelian buku tulis oleh Komang, Pembelian jeruk oleh Wayan, dan pembelian obat batuk oleh Ardika.
  2. Permintaan Pasar : Permintaan tiap-tiap orang juga terdapat pada orang lain. apa yang dilakukan Bu Ayu membeli mangga di pasar buah, juga dapat dilakukan oleh ibu-ibu yang lain. Apabila permintaan mangga Bu Ayu digabung dengan ibu-ibu yang lain (juga membeli mangga) disebut permintaan pasar untuk buah mangga.
  3. Permintaan Efektif :Permintyaan efektif adalah permintaan yang diimbangi oleh daya beli konsumen. Permintaan ini berasal dari konsumen yang memiliki daya beli di atas harga pasar (pembeli supermarginal), dan konsumen yang memiliki daya beli setara harga pasar (pembeli marginal).
  4. Permintaan Absolut : Permintaan absolut adalah permintaan yang tidak diimabangi daya beli konsumen. Permintaaan ini berasal dari konsumen yang meiliki daya beli di bawah harga pasar ( pembeli submarginal). Harga mangga per kg Rp5.000 padahal Bu Ayu hanya mampu membeli mangga denga harga per kilogramnya 4Rp4.500. maka Bu Ayu disebut juga mempunyai permintaan absolut.

4. Hukum Permintaan
        Dari penjelasan sebelumnya, kamu melihat bahwa bentuk kurva permintaan berlereng menurun dari kanan ke keiri bawah. Ini merupakan ciri kurva permintaan yang berarti bahwa pada harga yang lebih tinggi maka jumal barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan:
  • Kenaikan harga barang yang menyebabkan daya beli konsumen emnurun. bagi para konsumen, harga yang harus dibayar merupakan rintangan untuk memiliki suatu barang. Dengan demikian, semakin tinggi rintangan harga, semakin sedikit jumlah barang yang dibeli. Sebaliknya, bila rintangan itu rendah akan semakin banyak barang yang bisa dibeli.
  • Kenaikan harga barang menyebabkan konsumen mengalihkan pembelian ke barang substitusi yang harganya relatif lebih murah. Misalnya, apabila harga margarin untuk menggoreng naik, maka konsumen ibu-ibu rumah tangga akan membeli minyak goreng biasa yang harganya lebih terjangkau. Akibatnya, permintaan terhadap maragarin berkurang.
        Dengan kata lain, dapat dinyatakan bawah terdapat hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta. Hubungan terbalik antara harga barang dengan jumlah yang disebut sebakai Hukum Permintaan. Hukum permintaan ini dapat berlaku denga syarat Cateris Paribus artinya selain harga, faktor-faktor lain yang memengaruhi dianggap tetap (tidak berlaku)
        berikut ini contoh mengapa anggapan cateris paribus di atas penting  artinya. Misalnya, kamu ingin mengetahui hubungan antara harga barang dengan jumlas barang yang diminta. Kamu ketahui bahwa jumlah yang diminta tidak hanya ditentukan harga saja, tetapi juga oleh hartga barang lain, penghasilan, selera, dan sebagainya. Dengan adanya anggapan cateris paribus, maka kamu dapat menyederhanakan keruwetan sebagai berikut. "Selama faktor-faktor lain yang memengaruhi tidak berubah, maka peningkatan harga barang akan menyebabkan turunnya jumlah barang yang diminta".

5. Hal-Hal yang Menyebabkan Tidak Berlakunya Hukum Permintaan
        Hukum permintaan tidak selalu terjadi di pasar. Ada beberapa hal yang membuat hukum permintaan menjadi tidak berlaku, antara lain:
  • Permintaan Barang-Barang Bernilai Prestise. Barang prestise adalah barang yang dapat menambah prestise seseorang, yang biasanya harganya mahal sekali. Apabila harga barang tersebut naik, bisa jadi permintaan terhadap barang tersebut ikut naik. Hal ini, Karena bagi orang yang membeli barang tersebut berarti gengsinya naik pula. Barang tersebut misalnya mobil mewah, lukisan mahal, atau barang-barang antik.
  • Anggaran Harga Suatu Barang akan Berubah. Konsumen beranggapan bahwa harga barang di masa yang akan datang akan naik lagi, sehingga kenaikan harga saat ini justru bisa diikuti oleh kenaikan permintaan akan barang tersebut hari itu juga. Dalam kasus ini, kurva permintaan akan naik dari kiri bawah ke kanan atas. Contohnya adalah ketika harga emas naik, sehingga beberapa orang beranggapan bahwa harga emas akan naik lagi. Akibatnya, permintaan akan emas menjadi bertambah. Dan kenaikan ini membuat orang lebih terdorong untuk membeli emas sebelum harganya naik lagi.
  • Barang Inferior. Barang inferior merupakan barang yang semakin sedikit diminta apabila pendapatan seseorang naik. Hal ini, karena orang tersebut mengganti dengan jenis barang lain yang lebih prestise atau dianggap lebih berkualitas. Misalnya, selama ini Pak Bagus biasanya mengkonsumsi makanan tradisional (jajan pasar), setelah penghasilannya meningkat Pak Bagus lebih mampu membeli makanan yang lebih bergengsi seperti roti bermerk, fast food, atau makanan restoran. Bagi Pak Bagus, jajanan pasar merupakan barang inferior. Barang inferior umumnya dinilai secara subjektif, artinya barang yang dianggap inferior oleh seseorang belum tentu dianggap inferior oleh orang lain. Mengapa barang inferior merupakan pengecualian dalam hukum permintaan? Sebab, apabila barang inferior turun, maka jumlah barang yandiminta justru turun. Hal ini karena kebanyakan orang akan merasa semakin gengsi untuk mengonsumsi barang tersebut.
  • Hukum Kualitas Barang. Menurut hukum ekonomi, apabila harga barang naik (cateris paribus), maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kadang konsumen beranggapan bahwa harga suatu barang menunjukkan tingakat kualitas barang tersebut , semakin mahal suatu barang maka kualitasnya pasti semakin baik, tidak mudah rusak, dan sebagainya. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena meungkin masyarakat tidak memperoleh informasi yang benar tentang produk. Kadang mereka menilai kualitas barang hanya dari iklan di televisi. Pada kenyataannya banyak barang-barang di pasaran yang harganya relatif murah namun memiliki kualitas yang baik.

Penawaran Barang dan Jasa

1. Pengertian Penawaran
        Penawaran diartikan sebagai jumlah barang atau jasa tertentu yang akan dijual padawaktu tertentu pada berbagai kemungkinan tingkat harga. Apabila harga barang berubah, jumlah barang yang ditawarkan juga akan berubah.
        Penawaran berkaitan erat dengan kelangkaan. Suatu benda disebut langka jika jumlah yang ditawarkan lebih sedikit dibandingkan jumlah yang diminta. Jumlah barang yang ditawarkan dapat kurang karena setiap barang harus dihasilkan menggunakan faktor-faktor produksi yang jumlahnya terbatas. Faktor produksi misalnya burung, mesin, pabrik, tanah, dan pengusaha.

Perhatikan contoh berikut.
Pak Ketut membuka toko kelontong yang salah satunya barang dagangannya adalah sabun detergen.
Tabel Daftar Penawaran Sabun Detergen
        Daftar tersebut menunjukkan bahwa bila harga detergern adalah Rp2.000 per kilogram, maka jumlah yang akan ditawarkan pak ketut hanya 1 buah. Apabila harga meningkat menjadi Rp10.000 per kg, jumlah yang akan ditawarkan juga meningkat yakni menjadi 5 buah.
        Dari tabel Pak Ketut, dapat digambarkan suatu grafik yang disebut kurve penawaran yang seing disingkat Supply (S). Kurva ini menggambarkan hubungan antara jumlah sabun detergen per kilogram yang ditawarkan dengan tingkat-tingkat harga tertentu. Kurva yang dimaksud akan berbentuk sebagai berikut.
        Kurva Penawaran



         Pergeseran harga



        Apabila titik-titik A, B, C, D, E, F, G, dan H dihubungkan akan diperoleh sebuah garis lurus, yaitu kurva penawaran. Kurva ini menanjak dari kiri bawah ke kanan atas, atau belereng positif. KUrva penawaran menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan.


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran
Penawaran suatu barang dapat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.
  • Harga Barang itu Sendiri. Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka penjual cenderung menaikan jumlah barang yang akan dijual/ditawarkan. Demikian pula sebaliknya, bila harga barang yang ditawarkan turun, penjual akan menurunkan jumlah barang yang ditawarkan/dijual
  • Biaya Produksi. Apabila harga bahan mentah atau bahan baku, tingkat upah, atau tingkat bunga meningkat, biaya produksi suatu barang meningkat. Hal ini akan memengaruhi jumlah barang yang ingin dujual atau ditawarkan. Barang yang ditawarkan menjadi lebih sedikit dari sebelumnya.
  • Harga Faktor Produksi. Kenaikan harga faktor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang meningkat, dan kenaikan tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan menghasilkan barang lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap.
  • Kemajuan Teknologi. Tingkat teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan banyaknya jumlah barang yang dapat ditawarkan. Kenaikan produksi dan perkembangan ekonomi yang pesat di berbagai negara terutama disebabkan oleh penggunaan teknologi yang semakin modern. Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi biaya produksi, proses produksi menjadi lebih efesien, meningkatkan mutu barang, dan menciptakan barang-barang yang baru.
        Dalam hubungannya dengan penawaran  suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu:
  1. Produksi dapat ditambah dengan lebih cepat, dan
  2. biaya produksi semakin murah
        Dengan demikian, keuntungan menjadi bertambah tinggi. Dari kedua akibat ini, dapat kita simpulkan bahwa kemajuan teknologi cenderung untuk menimbulkan kenaikan penawaran.
  • Harga Barang Linnya (Substitusi dan Komplementer). Harga barang substitusi dapat memengaruhi penawaran suatu barang. Misalkan, karena kanaikan biaya produksi luar negeri atau kenaikan pajak impor, baju yang diimpor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumen baju impor sekarang lebih suka membeli baju buatan dalam negeri, sehingga permintaan terhadap bahu produksi dalam negeri meningkat. Hal ini akan mendorong para produsen dalam negeri untuk meningkat. Hal ini akan mendorong para produsen dalam negeri untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga penawaran baju meningkat. Dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan apabila harga barang komplementer naik, maka penawaran suatu barang berkurang. Misalnya bila harga bensin naik, maka perusahaan sepeda motor akan mengurangi produksinya.
  • Prakiraan Harga di Masa Datang. Apabila perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sementara pendapatan masyarakat meningkat, maka perusahaan akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Sebaliknya apabila biaya produksi melonjak, harga barang dan jasa naik, sementara pendapatan masyarakat tetap, perusahaan cenderung mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
  • Jumlah Produsen. Apabila jumlah perusahaan yang memproduksi suatu barang tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut akan bertambah. Sebaliknya juka jumlah perusahaan (produsen) berkurang atau tutup, jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.
  • Tujuan Perusahaan. Tujuan utama perusahaan swasta adalah mengoptimalkan laba. Akibatnya, perusahaan memanfaatkan kapasitas (kemampuan) produksi yang memberikan laba maksimum. Hal ini berbeda dengan perusahaan negara. Selalin mencari laba, perusahaan negara juga bertujuan menyejahterakan masyarakat. Akibatnya, kapasitas produksi ditujukan untuk mencapai tingkat produksi yang optimal.
  • Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi penawaran suatu barang. Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangin inpor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah hasil produksi (Penawaran) beras.

Hukum Penawaran

        Dari grafik di atas, terlihat bahwa bentuk kurva penawaran berlereng menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Ini merupakan ciri kurva penawaran yang berarti bahwa pada harga yang lebih tinggi maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah, cateris paribus.
        Disini ada hubungan positif  antara harga barang dengan jumlah yang ditawarkan. Mengapa demikian? Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut. Harga yang lebih tinggi bagi produsen merupakan dorongan (insentif) untuk memproduksi dalam jumlah yang lebih banyak sehingga keuntungan yang diperoleh pun lebih besar.
        Selanjutnya hukum penawaran juga bisa dijelaskan dengan proses atau gejala substitusi. Pada umumnya sumber-sumber dan teknik-teknik produksi yang digunakan oleh seseorang produsen dapat digunakan untuk memproduksi berbagai macam dan jumlah produk. Sebuah perusahaan misalnya dengan sumeber-sumber kapital, tanah, dan tenaga kerja yang disewa atau dimiliki dapat digunakan untuk memproduksi berbagai produk misalnya kemaja atau sepatu dengan tingkat efesiensi yang hampir sama. Bila harga salah satu produk tersebut naik (misalnya harga sepatu) maka ia akan memindahkan sumber yang dimiliki atau dapat digunakan untuk memproduksi sepatu karena ini akan lebih  menguntungkan.

Hal-Hal yang Menyebabkan Tidak Berlakunya Hukum Penawaran
        Seperti halnya hukum permintaan, hukum penawaran pun dapat mejadi tidak berlaku apabila terjadi hal-hal sebagai berikut.
  • Kuantitas Penawaran yang Terbatas. Keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu sangat pendek. Misalnya pada suatu hari tidak mungkin didatangkan tambahan penawaran barang ke pasar berapa pun harganya. Contoh: "Monalisa" hasil lukisan Leonardo da Vinci. Lukisan tersebut hanya satu dan tidak mungkin bertambah. Harga lukisan tersebut sampai tidak terhingga.
  • Efisiensi produksi. beberapa proses produksi dalam jangka panjang terdapat kasus-kasus yang kenaikan produksinya tidak mengakibatkan kenaikan biaya produksi per unit. Dalam tahap ini perusahaan telah mencapai tahap produksi yang efisien. Atau untuk mengundang lebih pembeli pasar, produsen merasa tidak perlu menaikan harga.
  • Penawaran akan Tenaga Kerja. Penawaran dakan tenaga kerja memiliki perbedaan dengan penawaran akan barang dan jasa. Penyebabnya adalah setelah upah menjadi tingkat tertentu, penawaran tenaga kerja justru menurun jika upah naik lagi. Hal ini karena orang lebih menikmati waktunya untuk tujuan lain. Contoh: Seorang dokter setelah menjadi dokter spesialis dan terkenal, tarifnya menjadi tinggi, akan tetapi hal ini justru terjadi pada saat ia mengurangi jam kerjanya. hal ini disebabkan dengan mengurangi jam kerjanya, tarifnya tidak akan turun. Selain itu, alasan lain yaitu dengan penghasilan tinggi ia mempunyai 


Comments

Popular posts from this blog

DINAMIKA KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Cara Mengisi Garis Pinggir di Ms. Word